Mendung
menggantung sejak selepas subuh. Matahari enggan menampakan diri, langit
abu-abu dan angin meniup sendu. Kurasakan ada rasa berat dalam dada sejak tadi
malam. Kucoba terus mengingat-Nya untuk terlepas dari belenggu kegalauan. Pagi
ini jawaban itupun datang, kabar duka dari “keluarga”. Innalillahi
wainnaillaihi roji’un. Sesungguhnya semua yang bernyawa akan kembali
kepada-Nya. Hari ini Tuhan memanggil salah satu orang yang bermakna. Beliau belum
pernah kutemui sampai Dia memanggilnya, namun mengambil peran yang cukup penting
dalam hidupku. Ku langitkan segera doa untuk beliau, semoga kebaikan-kebaikan
yang telah dilakukan di dunia dapat mengantar beliau ketempat paling indah di
surga.
Aku
tidak dapat kabar duka tersebut dari “keluarga”. Entah karena rasa segan
kepadaku atau memang aku sudah tidak dianggap “keluarga”. Namun rupanya hal ini
menyisakan rasa tidak nyaman dan tanda tanya dalam diriku, “Siapa sih aku
sebenarnya?” Ini semakin menguatkanku untuk segera “menyelesaikan” semuanya.
Setelah tahun ini berakhir, akan kujadikan semuanya nyata dan jelas. Bukan
tidak menghargai mereka yang sedang berduka. Tapi duka-ku pun perlu ku akhiri.
MSD
No comments:
Post a Comment