Wednesday, December 5, 2018

Si Baik


Beberapa hari yang lalu ada sebagian temanku ujian pendadaran, aku dan mereka sekarang kuliah di beda tempat. Karena tidak mungkin datang ke ujian mereka untuk ucapkan selamat, ku chat mereka untuk bilang aku senang mereka sudah bisa melewati ujian dengan lancar. Si baik bilang terimakasih dan mendoaakan agar aku segera menyusul. Tapi si baik yang lain, yang kuharapkan juga baik balasannya, karena dia salah satu teman dekatku dulu, malah membalas dengan bilang aku sombong, hahahaha. I’m shock! aku memang keberatan apabila ada orang yang bilang tentangku tetapi itu tidak sama sekali benar. Aku coba mencairkan suasana (dalam chat :D) dengan sedikit melempar joke, but it’s not work. Dia bilang aku tidak pernah menyapa atau sekedar say hai. Aku senyum sih walaupun dia tentu saja ngga bisa lihat hahaha. Tidak ada kata terimakasih yang sama seperti aku dapat dari temanku yang pertama. But it’s okay aku juga tidak mengharapkan itu. Aku cuma heran, selama ini beberapa kali seingatku ku sapa dia walaupun hanya dalam bentuk chat karena memang kami tidak mungkin untuk bertemu. Seingatku pula dia yang tidak pernah menyapaku, kecuali kemarin dia reply disalah satu medsos aku dan langsung aku balas dalam hitungan menit. Maksudku, sekarang aku dan temen-temenku sudah bukan remaja yang kelewat labil untuk bersikap mmmm not polite?. Bukan karena kita tidak 1 circle lagi menyebabkan kita tidak bisa membangun relation yang baik dengan orang lain kan? Tapi balik lagi ya, semua orang punya struggle masing-masing dalam hidupnya, aku ngga tau apa penyebab si baik ini bersikap demikian.  Yang jelas semua ini sih menyadarkan aku untuk tetap bersikap baik kepada orang lain, karena digituin itu ngga enak sama sekali. Kita menanam kebaikan, kebaikan itu akan kembali pada kita. Aku harap si baik juga demikian.