Monday, January 8, 2024

Hari ini, 8 Januari 2024

 

Hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Hari ini mengawali minggu dengan semangat dan niat yang lebih baik. Weekend kemarin lumayan dihantam dengan mood swing karena PMS. Rasanya semua salah. Semua rasa dan kenangan tiba-tiba muncul. Sampai akhirnya nangis lagi waktu mencoba ku keluarkan ke sahabatku. Kemarin ku lihat profil Whatsappnya sudah berubah, tidak ada foto lagi. Belum tau penyebab pastinya, antara memang tidak pakai foto profil atau karena dia hapus nomerku. Kemungkinan kedua ini ternyata rasanya sakit sekali. Aku sudah lama menghapus semua sosial medianya, semuanya, termasuk whatsapp. Tapi ketika dia melakukan hal sama, rasanya sakit sekali, ada perasaan bahwa dia pun akan memulai perjalanan melupakan semuanya. Dan itu cukup membuat sayatan yang membuat nyeri. Ternyata aku belum sekuat dugaanku. Kadang ketika mood ku sedang baik-baik saja, semua terasa sangat mudah, aku merasa siap menghadapi apapun, aku bisa melupakan semuanya. Tapi ketika hal-hal seperti tadi menjadi kenyataan, aku terseok-seok juga. Aku jadi berpikir dan harus mempersiapkan mentalku lagi akan kejadian yang lebih besar. Tepatnya ketika putusan akhir terjadi. Apakah aku akan siap seperti yang ku pikir selama ini. Apakah semuanya akan mudah. Atau kah aku akan terjatuh lagi, meraung, meratapi. Mungkin ini yang harus kusiapkan dari sekarang. Mental dan kekuatanku menghadapi itu, karena sekarang aku yakin hal itu akan terjadi tapi tidak tau kapan. Aku cuma menunggu dia bertindak. Aku tidak mau lagi berjalan seolah-olah aku yang mau perpisahan ini, seolah-olah aku ribet sendiri. Padahal yang menginginkan ini terjadi dan sudah mengetahui endingnya dari awal kan dia. Ya harusnya sebagai laki-laki yang bertanggung jawab dan punya akal sehat bisa bertindak dan berpikir cepat. Bukan membiarkan semuanya tidak jelas, dengan status yang tidak jelas.

Thursday, January 4, 2024

Hari ini, 4 januari 2024

 

Hari ini lebih baik dari kemarin. Sudah dua bulan sejak pertemuan terakhir kami di banjarbaru, terakhir kali aku cium tangannya. Sekaligus pertengkaran terakahir kami. Sekaligus dimulainya rangkaian perpisahan ini. Dua bulan tapi rasanya sudah lama sekali. Rasanya aku sudah bertahan bertahun-tahun. Hari ini rasanya ada amarah dan kesal yang memuncak, ada perasaan berat yang tidak bisa dijelaskan, padahal aku sudah tidak melihatnya dimanapun, semua media sosial yang berkaitan dengannya sudah ku hapus, bahkan aku menghapus akun shopee yang sudah punya member gold dan limit paylatter 15 juta, cuma karena ada dia di daftar pengikutku. Sebegitunya aku menghindari melihatnya. Sebegitunya aku tidak ingin dia ada disekitarku. Kemarahan hari ini rasanya ditambah dengan waktu pms yang datang. Rasanya semua salah dimataku.

Tidak dipungkiri, pikiranku masih sering mengingatnya, secara tiba-tiba datang. Sekeras apapun aku mencoba mengabaikan dan bahkan melupakan, kenangan itu masih melekat. Aku tau aku adalah wanita yng belum cukup kuat untuk membencinya sedemikian rupa. Terkadang kebaikannya lah yang masih ku ingat dan kadang-kadang membuatku menyesal telah meklakukan hal-hal yang membuat perpisahan ini begitu mudah baginya, begitu mudah iya meninggalkan. Namun apabila ditanya ketika Allah balikkan kembali hatinya kepadaku, apakah aku akan menerimanya kembali, sedikit hatiku menjawab, ya I will. Tapi yang lebih besar menjawab tidak, karena aku sudah kehilangan rasa hormatku kepadanya. Sudah hilang rasa seganku kepadanya. Sudah hilang rasa yang menganggap dia laki-laki yang bertanggung jawab.

Kaya keluarga yang berbuat salah, ketika keluarga yang memiliki ikatan darah memiliki salah kepada kita atau merugikan kita sebagai keluarganya. Apakah kita mempermalukannya dihadapan orang-orang? Aku rasa tidak, kita memang sudah cukup untuk tidak peduli, benci mungkin, tapi tetap ada rasa untuk menjaga nama baiknya. Begitulah dia dimataku selama ini sampai sekarang. Sepuluh tahun hubungan kami, kuanggap dia keluarga, kubantu bahkan sebelum dia minta tolong, tak pernah kuungkit sedikitpun, materi maupun non materi. Tapi nampaknya ketulusan itu hanya dianggap sebelah mata dan tidak pernah diperhitungkan ketika dia meninggalkanku karena satu kesalahanku. Dan sampai sekarang ini yang membuatku kesal dan marah kepada semua tetntang dia.

Tuesday, January 2, 2024

Hari ini, 2 Januari 2024

 

Hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Tanggal 30 desember kemarin, untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, aku berulang tahun tanpa dia, walaupun selama ini pun dia tidak selalu hadir dalam ulang tahunku tapi selalu ada doa dan harapan yang dia berikan, setiap pergantian malam tanggal 29 ke 30. Setiap tahun. Namun tahun ini dan tahun tahun berikutnya tidak akan ada lagi. Ada sedikit perasaan sedikit sedih, karena ternyata mungkin dia sudah melupakan aku dan semua tentangku. Tapi kesedihan itu tidak berlangsung lama, ketika aku menyadari ternyata ada ataupun tidak ada keberadaannya di hari spesialku ternyata aku baik-baik saja. Aku tidak seterpuruk perkiraanku. Aku masih bisa bersenang-senang dengan keluargaku, dapat kue dari sahabat-sahabatku, dapat hadiah, dan yang terpenting dapat doa dan harapan dari orang-orang yang tulus tetap ada disampingku apapun keadaanku. Ternyata tanpanya pun aku tetap bisa bahagia merayakan.

Ditahun baru ini dan diumurku ke 27 tahun aku harus menambah keyakinan dan menambah rasa syukurku pada Allah SWT. Harus menambahkan kemantapan hati bahwa hari-hari bahagia yang selalu aku doakan akan segera datang. Harus yakin bahwa kesedihan di tahun 2023 berakhir, bahwa aku punya Allah yang bisa memberikanku kebahagian, berkah, rezeki, jodoh. Harus yakin ada Allah yang mengatur segalanya, Allah yang tau apa yang terbaik untuku. Allah ada dan selalu ada, dan janji Allah nyata bahwa setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan. Setelah aku mengalami kesedihan yang mendalam pasti ada kebahagiaan yang datang. Semua sudah ada pasangannya.