Sunday, October 2, 2011

Membuat Resensi Novel~ U,U




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
hoyy hoyyy hoyyyy, kali ini aku bakal nulis resensi novel, wekksss tumben???, hahaha iyah tumben banget sebenarnya, cuma ini kebetulan juga tugas sekolah, jadi dari pada mubazir *?* ngga di manfaatin yasudah saya post saja, mungkin juga ada yang dikasih tugas sama guru tercinta buat bikin resensi buku, bisa lahh liat-liat punya ku, #sokkkpinteahhh, disini aku bikin resensi novel "Sang Pemimipi"nya Andrea Hirata, my favorite writer. Sebenernya mau punya mba Esti Kinasih, cuma karena terlalu banya lop lop-an, jadi agak ngga formal.
awkayy dari pada banyak basa-basi,cappp cusss cyyiinnn....



RESENSI NOVEL “SANG PEMIMPI”
ANDREA HIRATA

Judul buku       : Sang Pemimpi (Tetralogi Laskar Pelangi #2)
Jenis buku        : Novel
Pengarang        : Andrea Hirata
Penerbit           : PT Bentang Pustaka
Halaman          : ix – 288 halaman
Tanggal terbit   : Juli 2006
Cetakan           : ke-23, November  2008
ISBN               : 979-3062-92-4
Jenis Cover      : Soft Cover
Teks                : Bahasa Indonesia
Harga              : Rp 40.000,00
Tokoh & watak: Ikal                : Baik hati,optimis, pantang menyerah, penyuka bang Rhoma Irama
                          Arai               : Pintar,penuh inspirasi, gigih, pantang menyerah
Jimbron         : Polos,gagap dalam berbicara, sangat terobssesi dengan kuda
Pak Balia       : Baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar     : Galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal          : Baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal       : Pendiam, sabar, penuh kasih sayang,bijaksana
Dan tokoh- tokoh lain, Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak Cik dan Laksi adalah tokoh pendukung dalam novel

Pratinjau :
Menakjubkan !, inilah kesan pertama sewaktu saya membaca novel “Sang Pemimpi” ini. Tidak kalah menarik dengan novel sebelumnya -Laskar Pelangi-. Di novel ini Andrea juga memberikan inspirasi kepada siapa saja yang membacanya, khususnya kepada orang-orang yang suka bermimpi, orang-orang yang tak mau menyerah pada nasib,terus berjuang untuk masa depannya.
Ada satu kalimat dari Arai di novel ini yang agaknya saya suka “…mungkin setelah tamat SMA kita hanya akan mendulanag timah atau menjadi kuli, tapi disini Kal, kita tak akan pernah mendahului nasib kita”
Kutipan ini sangat dahsyat, mampu menyisihkan segala kekurangan, kelemahan, dan keraguan dalam mengarungi kehidupan. Sebagai pompa untuk menggapai cita-cita.
Kekuatan yang tercipta setelah membaca novel ini, membuat siapa saja yang membaca, agar selalu bermimpi,semangat, mengubah garis nasib menjadi lebih baik.
Penulis sangat apik dalam membuat alur cerita, kekompakan antara Ikal dan Arai, Kasih antara Arai adan Zakia Nuramala. Perjuangan mereka dalam menuntut ilmu hingga mengantarkan mereka sampai ke Universite de Paris, Sarbonne, Perancis. Menjelajah Eropa sampai ke Afrika. Berpetualang ketempat-tempat paling indah didunia, pontang panting saat mereka kekurangan biaya.
Andrea juga tetap menyisipkan keindahan kehidupan Belitong Timur, semangat anak melayu yang tak pernah padam, menjadi inspirasi kita semua. Kasih sayang ayah, pengertian ibu, dan kesetiaan kawan.
Tokoh utama dalam cerita ini, si Ikal, menyajikan karakter yang manusiawi, yang berusaha untuk bertahan dan bangkit di tengah keterpurukannya, yang belajar dari segala sesuatu di sekelilingnya, dan yang tak segan memberikan pencerahan kepada sahabat-sahabatnya. Sungguh banyak pelajaran positif yang bisa kita ambil dari buku ini. Apabila anda masih berusia belasan tahun dan sedang di bangku sekolah, niscaya buku ini akan memberikan kekuatan ekstra yang membangkitkan potensi terdalam guna meraih kesuksesan.

Sinopsis:
Novel ini menceritakan tentang kehidupan tiga anak-anak melayu Belitong yaitu Ikal, Arai dan Jimbron yang penuh dengan tantangn dan lika-liku kehidupan yang sangat mempesona sehinnga kita akan percaya dengan kekuatan cinta, persahabatn dan tntu saja kekuatan Allah SWT. Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang sekuat tenaga untuk bersekolah di SMA Negeri Bukan Main yang sangat jauh ari kampung mereka. Mereka tingga di Los di pasar kumuh Magai Pulai Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap hidup dan dapat bersekolah.
Ada Pak Balia sang Kepala Sekolah yang baik dan bijaksana, yang selalu menyalakan api semangat dan perjuangan pada anak-anak didiknya. Selain menjadi Kepala Sekolah, Pak Balia juga mengajar kesustraan. Ada juga Pak Mustar, yang galak dan berjiwa keras, selalu menghukum berat siapa saja yang bersalah, menerapkan disiplin keras pada anak didknya,tanpa terkecuali pada Ikal, Arai,dan Jimbron yang sering membuat beliau kesal. Ada penyebab kenapa beliau menjadi sekeras itu pada anak didiknya karena anak beliau sendiri, dulu waktu ingin masuk sekolah di SMA Negeri Bukan Main tidak lulus karena NEM anak beliau kurang  0.25 dari batas minimal, yaitu 41,75. Karena batas minimal NEM untuk masuk sekolah yang sangat beliau cintai dan beliau rintis ini adalah 42.
Ikal, Arai dan Jimbron pernah dihukum beliau karena telah menonton film dibioskop dan ini merupakan hal yang sangat di larang di SMA Negeri Bukan Main.
Pada apel senin pagi mereka di pisah kan dari barisan anak-anak lainnya. Dandihukum berakting di lapangan dan ditonton satu sekolah serta membersihkan WC yang apabila kita berdiri 10 meter saja dari WC tersebut, bau WC tersebut sudah tercium.
Ikal dan Arai bertalian darah, nenek Arai adalah adik kandung dari kakek Ikal dari pihak Ibu. Ketika kelas satu SD ibu Arai wafat, Ayahnya juga wafat ketika Arai kelas tiga SD. Sehingga Arai di sebut Simpai Keramat yang berarti keturunan terakhir sebtang kara.
Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dahulu ketia ia bersepeda dengan sang Ayah, tiba-tiba sang Ayah terkena serangan jantung dan jimbron pontang-panting membawa ayahnya dengan panik. . Ia sangat antusias sekali dengan kuda, segala macam kuda ia tahu.
Ayah Ikal bekerja di PN Timah Belitong, Ayahnya pendiam namun kasih sayangnya sangta besar pada anak-anaknya tak terkecuali Arai yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Dia bersepeda ke Magai 30km hanya untuk mengambil rapot anaknya di SMA Negeri Bukan Main. Dan Ibu ikal selalumenyiapkan baju safari ayah dengan menyalakan setrika arang dan dengan gesit memercikan air pandan dan bunga kenanga yang yang telah direndam semalaman.
Ketika belajar di sekolah Pak Balia berkata : “Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Pancis. Langkahkan kaki mu di altar suci almameter terhebat tiada tara Sarbonne. Ikuti jejak Sartre, Louis Pasteur, Mostesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga merubah peradaban. Ikal dan Arai tak berkedip ketika Pak Belia memperlihatkan gambar yang tampak seorang pelukis dibelakang kanvas berdiri menjulang Menra Eiffel yang menunduk memerinthkan Sunga Seine agar membelah diri siantara dua kaki kakinya.
Saat itulah mereka mengkristalkan harapan agung dengan statement yang sangan ambisius : Cita-cita kami adalah kami ingi bersekolah ke Prancis! Ingin menginjakkan kaki di altar suci almametr Sarbonne, Ingin menjelajahi Eropa sampai ke Afrika.
Dengan perjuangan hidup meski serba terbatas dan banyak rintangan, Ikal dan Arai akhirnya di terima du kuliah di Universite de Paris, Sarbonne, Prancis. Sedangkan Jimbron tetap di belitong mengurusi kuda milik Cipo.

Kelebihan :
Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam novel ini, mulai dari kekayaan bahasa, alur yang mebuat pembaca serasa ikut dalam ceritanya. Hal ini tidak akan lepas dari cara berpikir sang penulis yang kritis, dan dapat dituangkan dalam bahasa yang berkelas. Penulis juga menceritakan secara detail satu demi satu latar yang menjadi tempat adegan adegan. Selain itu, kelebihan lain dari novel ini adalah kepandaian seorang Andrea Hirata dalam menjelaskan setiap karekter tokoh,sehingga kesuksesan pembawaan yang ada dalam karakter tersebut begitu kuat.

Kekurangan :
Pada dasarnya novel ini hampir tidak mempunyai kekuranagan. Hal itu disebabkan penulis bisa secara runtut menceritakan  alur dengan cerdas dan apik. Baik ditinjau dari segi kebahasaan sehingga sensasi yang di dapatkan pembaca begitu luar biasa. Hanya saja menurut saya sedikit kekurangannya adalah novel ini agak terlalu tipis untuk novel yang sangat berkelas dan ceritanya lebih sedikit dari novel-novel Andrea Hirata lainnnya seperti Lakar pelangi dan Edensor.

Kesimpulan :
Jangan pernah berhenti bermimipi dalam hidup, bahkan Arai pernah mengatakan “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu”. Jangan pernah menyerah pada nasib, rubahlah garis nasibmu menjadi lebih baik. Dalam buku ini kita juga dapat belajar bahwa keterbatasan materi dalam hidup tidak akan mengahambat segalanya. Perjuangan itulah yang penting, tidak ada kesuksesan yang di dapat secara instan. Pasti ada lika-liku kehidupan yang menghambatnya, namun itulah kehidupan sesungguhnya. Kehidupan yang membuat orang yang menjalaninya begitu kuat, seperti tokoh Arai dan Ikal dalam Novel ini.

Weeee keren ngga penutupnya -kesimpulan-. Setelah dibaca ulang keren juga yaa kata-kata saya,wkkkk. Semoga ini dapat nilai yang memuaskan, capeee ini buu duduk depan kompii satu jam lebihhhh.
Annddd special thanksss to Langit Sastra Blog,sudah menjadi pemandu yang sangat membantu

No comments:

Post a Comment